Jun 13, '10 4:34 AM
for everyone |
Ringkasnya, ada beberapa kalangan yang
menulis dalam blog maupun merekam beberapa ceramah dari ustadz mereka yang
membahas soal tinjauan syar’i terhadap jihad yang ada di Palestina secara
umum.
Berpendapat boleh saja, tentunya dengan argumen yang
ilmiah. Tentunya, sebuah aksi akan menimbulkan reaksi, merupakan hak pihak yang berbeda pendapat
untuk menjawab atau membantah sebuah pendapat.
Semua sepakat bahwa musuh kita adalah Yahudi zionis dan bahwa negara yang
diduduki oleh Israel saat ini adalah negara Palestina, mereka hanya sebagai
perampok yang menzalimi kaum muslimin dan melanggar batas-batas kemanusiaan.
Sayangnya, ada sebagian orang yang entah dengan motivasi apa malah berusaha
melemahkan semangat saudaranya sesama muslim dengan mengatakan bahwa yang
dilakukan mujahidin di sana tidak syar’i. Padahal jelas banyak fatwa dari pada
ulama yang mendukung aksi jihad mereka itu.
Akar konflik Palestina dan Israel harus dirunut sejak tahun 1948. Sehingga tidak ada yang latah
kemudian terkesan membenarkan secara sah adanya negara resmi berdaulat bernama
Israel. Mengakui adanya negara resmi beradulat bernama Israel sama saja dengan
mengkhianati perjuangan jihad kaum muslimin. Salahkah kalau Palestina atas nama bangsa bila ingin
merebut kembali negerinya? Kenyataan yang terjadi wilayah yang diduduki Israel
sekarang adalah negara Islam Palestina yang dirampas secara paksa.
Selanjutnya, kaum muslimin yang terusir berusaha menyusun kekuatan untuk
merebut kembali wilayah diduduki sejak 1948 tersebut. Mereka mengadakan
pelatihan di GAZA, tepi barat, Lebanon, Yordania dan lain sebagainya. Mereka berharap
mendapat bantuan dari negara-negara tetangga, tapi sayang negara-negara
tersebut takut kepada tekanan Amerika sehingga membiarkan saudaranya seiman
berjuang sendiri. Inilah keyataan pahit yang berusaha dilupakan sebagian orang,
sehingga kesalahan malah ditimpakan kepada mereka yang melawan dan
negara-negara muslim tetangga bersih dari dosa.
Kutipan:
Satu tindakan ’keras’ tanpa
kompromi lagi offensif dari HAMAS yang senantiasa menyerang teritory negara
Yahudi, harus dibayar mahal dengan itu semua.
Tanggapan:
Andai saja
saudara kita ini mau melengkapi data seberapa ofensif dan bagaimana bentuk
tindakan keras tanpa kompromi yang dia maksudkan tentulah kita akan memaklumi.
Sayang, dia tidak melengkapinya dengan data akurat dari berbagai media massa
bahwa HAMAS lah yang sering ofensif.
Hal ini jelas
keliru, karena tidak jelas ukuran seberapa ofensif tindakan HAMAS dan seolah
membutakan mata mengapa tindakan itu dilakukan. Kejadian hari ini tidak boleh
dilepaskan dari kejadian sejak tahun 1948 awal mula pendirian negara zionsit
tanpa hak di tanah kaum muslimin. Itu saja sudah cukup menjadi alasan bagi serangan
balasan demi meraih kembali hak mereka yang terampas.
Apalagi bila fakta di lapangan tidaklah sebombastis yang dinyatakan saudara
kita ini. Apa benar HAMAS ofensif tanpa kompromi? Berapa orang sipil Yahudi
yang mereka bunuh, ada data? Berapa gedung di Tel Aviv, Askelon dan
sekitarnya yang mereka hancurkan, ada data? Kalau tidak, lalu dimana antumbisa
katakan ofensif tanpa kompromi? Apa ukurannya?
Baiklah untuk membantah syubhat bahwa HAMAS-lah yang memulai perang maka
silahkan antumbaca bantahannya di sini:
Kutipan:
Jika dulu misalnya, – sebelum agreasi Yahudi berlangsung
– mereka hanya menghancurkan dan membuldoser rata-rata 5 sampai 10
rumah/bangunan setiap harinya.
Kutipan:
Jika dulu misalnya, – sebelum agreasi Yahudi berlangsung
– mereka hanya menghancurkan dan membuldoser rata-rata 5 sampai 10 rumah/bangunan
setiap harinya.
Tanggapan:
Kalau 5 rumah setiap hari coba kalian 365 hari jadi berapa tuh? Jangan lupa,
Israel akan terus mencari celah untuk melakukan penghancuran itu baik ada atau
tidak ada perlawanan dari rakyat Palestina. Jangan berpikir kalau semua pergerakan bersenjata
menyerah maka Israel akan mengehentikan penghancuran dan pengusiran, sungguh
naif. Israel berencana menjadikan semua wilayah Palestina sebagai wilayahnya dan mengusir semua bangsa Arab dari
sana. Yang boleh tinggal hanya mereka yang mau tunduk kepada Israel? Adakah
ajaran Islam yang mengarahkan untuk tunduk permanen kepada Yahudi?
Kalau antumkatakan tidak ada maka apa salahnya kalau mereka menyusun gerakan
perlawanan dan berusaha sedikit demi sedikit merebut kembali tanah mereka yang
dirampas Yahudi?!
Kejadian pembantaian di Shabra dan Shatila yang menewaskan ribuan orang Palestina terjadi tanpa perlawanan. Tidak ada roket yang
ditembakkan kala itu ke negeri yang dijajah Israel? Belum ada HAMAS, tapi mengapa pembantaian terus saja
dilakukan?!
Kutipan:
Semua
perbuatan yang dilakukan oleh Yahudi itu dilakukan dengan satu alasan pembenar
(menurut mereka) : ”Menjaga teritory dan keamanan sipil dari serangan
roket-roket HAMAS”.
Tanggapan:
Persoalannya sekarang apakah ustadz ini setuju dengan alasan Yahudi musuh Allah
tersebut atau tidak setuju?
Kalau
setuju berarti antumsatu barisan dengan Israel, atau antumtertipu. Apa antumlupa
bahwa bangsa Yahudi adalah bangsa penipu? Lalu kenapa mau percaya pada penipu?
Sudah maklum bahwa zionsi Yahudi adalah penjajah yang paling pandai memainkan
opini media massa, apakah saudara kita ini mau membenarkan opini yang berusaha
digiring oleh zionis?
Kalau memang tidak setuju berarti akar permasalahannya selesai, sehingga bukan
HAMAS yang memulai perang, lalu mengapa HAMAS atau kelompok perlawanan lainnya
masih tetap disalahkan? Bukankah yang memulai perang adalah Israel?!
Kutipan:
Jihad memerangi Yahudi memang satu maslahat – pada asalnya.
Namun jika ini dilakukan tanpa pertimbangan benar dan syar’i, tentu saja hanya
mafsadat yang ditimbulkannya. Dan perang yang dikobarkan itu sulit untuk
dikatakan sebagai jihad yang syar’i.
Tanggapan:
Di HAMAS sana banyak orang yang hafal Al-Qur`an dan hafal
hadits, demikian pula dalam kelompok jihad Islami dan kelompoknya Abu An-Nur Al-Maqdisi dan
lain-lain. Mereka lebih tahu keadaan mereka di lapangan.
Adapun masalah apakah jihad di sana syar’i silahkan nanti bandingkan dengan pendapat
Syekh Abdul Aziz bin Baz yang akan saya poskan dalamtanggapan akhir.
Kutipan:
Banyak kaum muslimin Palestina telah menyelisihi perintah Allah dan Rasul-Nya shallallaahu
’alaihi wa sallam.
Tanggapan:
Kayaknya di Indonesia lebih banyak deh, apakah dengan begitu kalau
Belantummau menjajah Indonesia maka rakyat Indonesia idak syar’i dalam
berjihad? Banyak pula orang di Madinah menyelisihi perintah Allah dan Rasul-Nya salah
satunya adalah Abdullah bin Ubay dan kelompoknya, tapi Nabi shallallaahu
'alaihi wa sallam terus saja berjihad. Artinya, perbaikan akhlak dan ibadah
tetap dilakukan tanpa harus menghentikan jihad. Jadi sama dengan kelompok yang mengatakan semua harus
menunggu khilafah dulu nih?!
Orang-orang Al-Qassam dan sejenisnya dari kelompok jihad islami dan kelompok berafiliasi dengan Al-Qaidah di sana selalu mengadakan pengajian dan mengajak orang-orang Palestina untuk kembali kepada agama dengan benar. Ketika mereka
sudah berusaha semaksimal mungkin lalu ada saja orang yang dikalahkan oleh hawa
nafsunya tidak mau ikut pengajian mereka, apa mereka yang salah? Bahkan ada
juga sebagian pengajian di Jakarta ini yang memakai satu masjid tapi sedikit sekali
warga di sekitar masjid tersebut yang ikut pengajiannya, bahkan
ada beberapa panti pijat tak jauh dari masjid tersebut, apakah harus disalahkan
pengajiannya?
Dalam wawancara saya dengan Dr. Sami Az-Zuhri juru bicara HAMAS yang datang ke
Indonesia, beliau menceritakan bahwa di GAZA sudah menelorkan lebih dari 10.000 penghafal Al-Qur`an.
Menunjukkan bahwa kegiatan pengajian dan dakwah sangat marak di sana, berbeda dengan tep barat.
salah satu fenomena yang terjadi di Gaza ketika HAMAS berkuasa adalah maraknya pengajian dan
penghafalan Al-Qur`an, seperti yang dilaporkan dilink berikut: http://www.ahlalhdeeth.com/~ahl/vb/showthread.php?t=186817
Kutipan:
kita lihat, banyak diantara kaum muslimah Palestina yang tidak mengenakan jilbab syar’i atau mengenakan
jilbab namun masih terlihat auratnya. Adapun kaum laki-lakinya, banyak diantara
mereka yang mencukur jenggotnya dan tidak menunaikan shalat berjama’ah di masjid.[1]
Tanggapan:
Antum
lihat di mana? Coba tolong rekamannya dong, atau link fotonya?
Menurut teman-teman yang dari MER-C yang pernah ke sana, ada perbedaan
kehidupan di Gaza dengan tepi barat. Kalau di tepi barat apa yang antum katakan itu memang banyak, tapi
kalau di Gaza sangat sedikit, karena amar makruf nahi mungkar yang
dilakukan oleh kelompok perlawanan di sana cukup marak, baik oleh HAMAS maupun kelompok yang
lebih keras.
Kalaupun itu ada, apakah jihad menjadi batal gara-gara ada sebagian orang yang
bermaksiat? Wah fikih dari mana itu? Kenyataan ada perampok mau datang ke rumah
kita, apakah kita tidak boleh membela diri? Bisa saja si perampok itu
mengatakan, ”Kalian jangan melawan, perlawanan kalian tidak syar’i, karena
salah satu anggota keluarga kalian belum pakai jilbab, atau masih ada yang
cukur jenggot, kalau kalian melawan dan mati maka akan masuk neraka”.
Israel itu datang mau merampok, apakah lantaran masih ada warga Gaza yang tidak pakai jilbab dan cukur jenggot maka mereka
boleh beralasan, ”Silahkan ambil negeri kami wahai Israel, silahkan bongkar
rumah kami, silahkan tangkap dan bunuh kami, karena masih ada warga kami yang
belum pakai jilbab dan cukur jenggot maka kami tidak akan melawan antum”.?!
Kutipan:
Jihad memerangi Yahudi memang satu maslahat – pada asalnya.
Namun jika ini dilakukan tanpa pertimbangan benar dan syar’i, tentu saja hanya
mafsadat yang ditimbulkannya. Dan perang yang dikobarkan itu sulit untuk
dikatakan sebagai jihad yang syar’i.
Tanggapan:
Yang mengobarkan perang itu
Israel bung, bukan bangsa Palestina. Mereka hanya mempertahankan diri. Rumah mereka dirampok, mereka diusir,
keluarga mereka dibunuh, apa mereka harus berdiam diri saja?!
Bukankah antum juga sepakat bahwa negara Palestina adalah negara muslim. Lalu apa hukumnya jika musuh sudah
bercokol di sebuah negeri muslim? Apa hukum jihad kala itu bagi penduduk yang ada di negeri tersebut dan para tetangganya?
Ucapan antum ini bisa diterima kalau Islam di dunia ini hanya orang-orang di Palestina saja. Bukankah umat Islam di dunia ini ada satu milyar lebih? Negara tetangga Palestina juga muslim? Apa mereka lemah semua? Bukankah
negara-negara mereka punya kekuatan untuk beli senjata dan punya tentara?
Kutipan:
Kemudian,...dilihat dari persatuan,...... maka sudah
menjadi rahasia umum – alias bukan rahasia lagi – bahwa persatuan kaum muslimin di sana sedang terkoyak.Susah untuk menentukan siapa
sebenarnya pemimpin kaum muslimin Palestina saat ini. Masing-masing mempunyai pemimpin yang mereka
”patuhi”. Satu kelompok tidak mengakui yang lain.
Tanggapan:
Langsung saja, antum dukung siapa? Kalau tidak mendukung apakah antum tahu
bagaimana kronolgi terjadinya perpecahan itu? Jelas Israel berada dibelakang perpecahan itu, makanya Israel dekat dengan
Fatah dan membenci HAMAS. Pemerintahan Abbas adalah yang longgar (baca: tunduk)
terhadap Israel, sedangkan HAMAS menolak. Silahkan lihat mana yang tindakannya
sesuai syariat. Sebab, jangan perbedaan pendapat antara ulama dan juhala`
dianggap ikhtilaf.
Tarolah
mereka berpecah, apakah gara-gara berpecah maka haram hukumnya mengadakan
perlawanan terhadap Israel? Bukankah Imam Ali sendiri menumpas khawarij saat
masih berselisih dengan Mu’awiyah?[2]
Kutipan:
Oleh karena itu, terlalu berlebihan kiranya jika ada
orang yang mengatakan bahwa semua kaum muslimin Palestina mendukung HAMAS
Tanggapan:
Betul, sebagaimana tidak semua orang di Madinah mendukung Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa
sallam, yaitu kelompok Abdullah bin Ubay bin Salul.
Lagi
pula persoalan dukung mendukung bukan tolak ukur sah tidaknya jihad di suatu negeri.
Dalam
wawancara saya dengan Dr. Sami Az-Zuhri saya sempat menanyakan hal serupa dan
beliau menjawab, ”Mayoritas penduduk GAZA mendukung HAMAS. Lihat pula berita di sini:
Kutipan:
Dalam strategi perang manapun, faktor ini pasti menjadi
pertimbangan sebagaimana ditekankan oleh Rasulullah shallallaahu
’alaihi wa sallam di atas. Kita – saya khususnya – mungkin berusaha menghibur
diri bahwa kaum muslimin Palestina mempunyai senjata-senjata ”canggih” yang tidak kalah
dengan kepunyaan negeri Yahudi itu sebagaimana tertulis di beberapa media (yaitu tentang beberapa jenis roket yang
dikembangkan kaum muslimin Palestina/Hamas). Namun sepantumi-pantuminya kita menghibur diri,
tetap saja kita harus bersedih dan mengakui bahwa secara totally kita
kalah jumlah dan kecanggihan dalam hal personel tentara dan senjata.
Tanggapan:
Antum
berusaha melokalisir masalah seolah perang hanya terjadi antara Israel dan Palestina, dan kaum muslimin yang lain hanya sebagai pengamat. Ya,
senjatanya, HAMAS memang kalah sama Israel, bagaimana senjatanya Mesir, Syiria,
Yordania, Arab Saudi (negara terkaya dan negara tauhid), mereka punya tentara,
punya pula dana. Masih kalah juga sama Israel? Okelah waktu kalah tahun 1967,
sampai sekarang tidak mengadakan persiapan membalas kekalahan itu? Lalu ngapain
aja dari tahun 67 sampai sekarang?
Belum lagi antumi pemimpin negara-negara tersebut mau memobolisasi, maka ada
puluhan juta relawan siap mati yang akan bergabung dengan mereka menumpas
Israel dan sekutu-sekutunya. Persoalan sekarang hanya masalah berani atau
tidak. Kadang kepengecutan itu dibungkus dengan alasan maslahat.
Jangan
kalah sebelum bertanding. Dalam perang Mu’tah saja puluhan ribu kaum muslimin
harus menghadapi ratusan ribu orang kafir. Tapi tidak ada keluhan bahwa kaum
muslimin masih lemah. Ingat itu jihad ofensif
lho, sedangkan di Palestina jihadnya defensiv.
Kutipan:
Akhir yang ingin disampaikan adalah perlawanan yang
dilakukan oleh sebagian kaum muslimin Palestina (baca : Hamas) saat ini adalah
tidaklah masyru’.
Tanggapan:
Ini sih pendapat pribadi, tapi tidak ada salahnya kalau antum mau mendengar
pendapat orang lain, seperti:
1.Pendapat Syekh Abdul Aziz bin Abdullah
bin Baz.
Bisa dilihat di kitab Majmu’ Fatawa Al-Allamah Abdul Aziz
bin Baz jilid 4 hal. 295-296, tahqiq Muhammad bin Sa’id Asy-Syuwai’ir, terbitan
Dar Al-Qasim tahun 1420 H.
Fatwa itu
ketika kelompok jihad di Palestina masih belum terorganisir dengan baik, maka
ketika sekarang sudah terorganisir dengan baik lengkap dengan bendera membawa
nama jihadnya tentulah fatwa ini lebih pantas diberlakukan.
Di sana jelas bahwa beliau berpendapat jihad di Palestina itu adalah jihad yang islami, karena mereka terzalimi. Bahwa antum berbeda
pendapat dengan beliau itu sih hak antum dan hak semua orang untuk berbeda
pendapat.
2.Pendapat Syekh Abdurrahman Al-Jibrin
Jelas
sekali bahwa Al-Jibrin menyatakan bahwa jihad di sana wajib, bukannya tidak masyru’ sebagaimana yang antum
katakan, padahal fatwa itu dikeluarkan pada saat perang Gaza berlangsung.
3.Pendapat 40 ulama Mesir, salah satunya
adalah Syekh Abu Ishaq Al-Huwaini
Saya ingin menggaris bawahi point ketiga dan keempat dari fatwa mereka:
ثالثا: الجهاد في سبيل الله والمقاومة المسلحة
الخيار الإستراتيجي لإعادة الأرض المغتصبة والحق المسلوب، فالصهاينة لا يعرفون لغة
الحوار ولا يفهمون معنى السلام، ومنهجهم القتل والإفساد في الأرض؛ لذا فإننا نؤمن ونوقن بأن
اللغة الوحيدة التي يفهمونها هي لغة الجهاد بكل وسائله وأنواعه، ولا ينبغي أن يتوقف الجهاد إلا عند خروج آخر
صهيوني من أرض فلسطين ?وَأَعِدُّواْ
لَهُم مَّا اسْتَطَعْتُم مِّن قُوَّةٍ وَمِن رِّبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ
عَدْوَّ اللّهِ وَعَدُوَّكُمْ? (الأنفال :
60).
رابعا: هؤلاء الذين اتخذوا طريق الجهاد والمقاومة طريقا لهم وحملوا أرواحهم على أكفهم وقدموا شهداءهم وأموالهم وبذلوا الغالي والنفيس ثمنا لتحرير هذه الأرض بالرغم من الآلة العسكرية التي يمتلكها العدو والقوة الهمجية الإجرامية التي تفصح عن حقد أعمى لكل ما هو مسلم، هؤلاء من الطائفة المنصورة بإذن الله، والجديرون بالمساندة والنصرة والتأييد، {لا تزال طائفة من أمتي ظاهرين على الحق لعدوهم قاهرين حتى يأتيهم أمر الله وهم كذلك، قيل يا رسول الله أين هم؟ قال: ببيت المقدس وأكناف بيت المقدس}. أخرجه أحمد.
رابعا: هؤلاء الذين اتخذوا طريق الجهاد والمقاومة طريقا لهم وحملوا أرواحهم على أكفهم وقدموا شهداءهم وأموالهم وبذلوا الغالي والنفيس ثمنا لتحرير هذه الأرض بالرغم من الآلة العسكرية التي يمتلكها العدو والقوة الهمجية الإجرامية التي تفصح عن حقد أعمى لكل ما هو مسلم، هؤلاء من الطائفة المنصورة بإذن الله، والجديرون بالمساندة والنصرة والتأييد، {لا تزال طائفة من أمتي ظاهرين على الحق لعدوهم قاهرين حتى يأتيهم أمر الله وهم كذلك، قيل يا رسول الله أين هم؟ قال: ببيت المقدس وأكناف بيت المقدس}. أخرجه أحمد.
4.Seruan para ulama yang berkonferensi
di Mekah:
Point keempat adalah nasehat telak but yang menyalahkan
kelompok perlawanan dalam hal ini:
رابعًا: أن غمز
المقاومة الجهادية وانتقاصها أو تحميلها لمسؤولية المذابح الشنيعة التي ارتكبها
العدو اليهودي، هو من الإثم العظيم والخسران المبين، وهو من نهج المنافقين
وديدنهم، قال تعالى: {يا أيها الذين آمنوا لا تكونوا كالذين كفروا وقالوا لإخوانهم
إذا ضربوا في الأرض أو كانوا غزى لو كانوا عندنا ما ماتوا وما قتلوا ليجعل الله
ذلك حسرة في قلوبهم والله يحيي ويميت والله بما تعملون بصير} (آل عمران: 156)،
وقال تعالى: {الذين قالوا لإخوانهم وقعدوا لو أطاعونا ما قتلوا قل فادرؤوا عن
أنفسكم الموت إن كنتم صادقين}
5.Pendapat Syekh Abdurrahman Al-Barrak.
Dalam
situs resminya ketika terjadi penyerangan Zionis ke Gaza Desember 2008 maka
beliau berfatwa:
السؤال
ما هو موقف الإسلام يا شيخنا
الفاضل مما يجري في غزة وهل نذهب للجهاد إن استطعنا وما حكم الجهاد لمن هو في مثل
حالنا؟
الإجابة
الحمد لله وبعد:-
جزاك الله خيرا أيها الأخ الكريم على همتك العظيمة في نصرة إخوانك المستضعفين ونحن نقول يا ليت الجهاد ممكن فلو أمكن لوجب علينا أن نقاتل اليهود حتى نخرجهم من أرض المسلمين فإن القضية الفلسطينية قضية إسلامية لا كما يقول القوميون إنها قضية عربية، ولكن من المؤسف أن الجهاد غير ممكن فإن الدول المجاورة لا تسمح بذلك بل المجاهدون في فلسطين لا يستقبلون من يأتيهم ، ولكن المساعدة الممكنة بإمدادهم بما يقدر عليه الإنسان من مال يرسل بيد أمينة كما يمكن نصرهم بالدعاء، نسأل الله أن يكشف ضرهم، ويصلح أمرهم، ويهلك عدوهم وينزل به بأسه الذي لا يرد عن القوم المجرمين، بارك الله فيك،وفقك ويكتب الله لك ما نويت بمنه وكرمه.
Sumber:
http://albarrak.islamlight.net/index.php?option=com_ftawa&task=view&id=29697&catid=&Itemid=35
Perhatikan wahai orang yang munshif, bagaimana Syekh
Al-Barrak menganjurkan untuk berangkat bagi yang di luar Palestina bila keadaan
memungkinkan. Kalau begitu, tentulah bagi mereka yang berjihad di dalam Gaza
sendiri lebih masyru’ lagi, bukannya tidak masyru’ seperti fatwa antum.
Kutipan:
Akibat perlawanan mereka, kaum Yahudi menjadi semakin
leluasa menjajah, menindas, membunuh, dan menghancurkan bumi Palestina. Kekejaman mereka semakin menjadi-jadi.
Tanggapan:
Ini kalimat yang berbahaya yang bisa membuat orang menuduh antum yang
bukan-bukan. Ringkasnya antum seolah menyuruh semua faksi perlawanan diPalestina untuk menyerah dan dengan leluasa Yahudi akan menguasai
semua wilayah Palestina.
Mengapa selalu menyalahkan orang yang melawan? Bukannya membantu mereka untuk melawan? Ingat, di Shabra dan Shatila tidak ada perlawanan, tetap saja
terjadi pembantaian. Di tepi
barat tidak ada tembakan roket tapi penculikan dan pembunuhan tetap saja
berlangsung. Coba antum koreksi lagi pendapat antum, apa benar Israel menyerang
karena ada perlawanan, sehingga kalau tidak ada perlawanan dijamin tidak akan ada pembantaian?
Terakhir,
harapan kami adalah semua kita bahu membahu dan saling mengingatkan. Penderitaan
saudara-saudara kita di Palestina sudah sangat parah, jangan kita tambah dengan celaan
tanpa solusi kongkrit untuk mereka. Antumipun mereka yang berjihad di sana salah, mari kita berusaha memperbaiki semampu kita.
Tanpa mengecilkan arti dari jihad mereka
yang telah bersusah payah melawan penjajahan Israel, sementara kita hanya bisa
menonton dan berkomentar.
Anshari Taslim
Diperbaharui 13
Nopember 2013
[1]
Di Syiria juga banyak yang demikian, tapi mengapa ustadz tidak mempersoalkan
itu?
[2]
Belakangan penulis artikel mendukung jihad di Syiria, bukankah di sana juga masih banyak yang
berpecah belah? Bahkan ada pula kelompok non muslim yang ikut angkat senjata
melawan Basysyar, mengapa di Gaza
dikritik sementara di Syiria didukung? Standar gandakah?
Assalamualaikum ustadz,
BalasHapusSudah ada tanggapan di bagian kolom komentar paling bawah.
http://abul-jauzaa.blogspot.com/2009/08/jihad-palestina-di-gazza.html
Tanggapan ringkas saya terhadap komentarnya, orang di GAZA lebih tahu kondisi mereka daripada penulis artikel tersebut ataupun ulama rujukannya.
BalasHapusSudah saya lampirkan betapa banyak para ulama baik di Mesir maupun di Arab Saudi yg menyatakan bahwa jihadi di GAZA saat itu adalah masyru'. Ingat point yg saya bantah dari tulisan beliau itu utamanya adalah masalah kemasyru'an jihad di GAZA, dan sudah jelas dalam tulisannya mengatakan jihad saat itu TIDAK MASYRU'.
Jadi, bantahan di kolom komentar terakhirnya itu hanyalah mutar-mutar lagi ke artikel yg awal.
Saya sudah katakan saya sudah wawancara langsung dgn jubir palestina beberapa hari setelah serangan itu dan seperti yg dia sampaikan bahwa HAMAS tidak pernah memulai serangan, HAMAS juga berhitung, sebab kalau mereka tidak berhitung tentu mereka sudah menyerbu masuk tanpa peduli resiko.
Seharusnya penulis artikel itu inshaf dan jangan memainkan standar ganda, ketika dia mendukung jihad di Syiria sebagaimana yg saya tangkap dari beberapa postingannya tapi kok malah menyatakan jihad di GAZA TIDAK MASYRU', andai dia paham apa arti tidak masyru' itu.