Rabu, 13 November 2013

Jihad Palestina Di Gaza (sebuah tanggapan)

Jun 13, '10 4:34 AM
for everyone
          Ringkasnya, ada beberapa kalangan yang menulis dalam blog maupun merekam beberapa ceramah dari ustadz mereka yang membahas soal tinjauan syar’i terhadap jihad yang ada di Palestina secara umum.

          Berpendapat boleh saja, tentunya dengan argumen yang ilmiah. Tentunya, sebuah aksi akan menimbulkan reaksi, merupakan hak pihak yang berbeda pendapat untuk menjawab atau membantah sebuah pendapat.
          Semua sepakat bahwa musuh kita adalah Yahudi zionis dan bahwa negara yang diduduki oleh Israel saat ini adalah negara Palestina, mereka hanya sebagai perampok yang menzalimi kaum muslimin dan melanggar batas-batas kemanusiaan. Sayangnya, ada sebagian orang yang entah dengan motivasi apa malah berusaha melemahkan semangat saudaranya sesama muslim dengan mengatakan bahwa yang dilakukan mujahidin di sana tidak syar’i. Padahal jelas banyak fatwa dari pada ulama yang mendukung aksi jihad mereka itu.
          Akar konflik Palestina dan Israel harus dirunut sejak tahun 1948. Sehingga tidak ada yang latah kemudian terkesan membenarkan secara sah adanya negara resmi berdaulat bernama Israel. Mengakui adanya negara resmi beradulat bernama Israel sama saja dengan mengkhianati perjuangan jihad kaum muslimin. Salahkah kalau Palestina atas nama bangsa bila ingin merebut kembali negerinya? Kenyataan yang terjadi wilayah yang diduduki Israel sekarang adalah negara Islam Palestina yang dirampas secara paksa.
          Selanjutnya, kaum muslimin yang terusir berusaha menyusun kekuatan untuk merebut kembali wilayah diduduki sejak 1948 tersebut. Mereka mengadakan pelatihan di GAZA, tepi barat, Lebanon, Yordania dan lain sebagainya. Mereka berharap mendapat bantuan dari negara-negara tetangga, tapi sayang negara-negara tersebut takut kepada tekanan Amerika sehingga membiarkan saudaranya seiman berjuang sendiri. Inilah keyataan pahit yang berusaha dilupakan sebagian orang, sehingga kesalahan malah ditimpakan kepada mereka yang melawan dan negara-negara muslim tetangga bersih dari dosa.
 Kutipan:
Satu tindakan ’keras’ tanpa kompromi lagi offensif dari HAMAS yang senantiasa menyerang teritory negara Yahudi, harus dibayar mahal dengan itu semua. 
Tanggapan:
Andai saja saudara kita ini mau melengkapi data seberapa ofensif dan bagaimana bentuk tindakan keras tanpa kompromi yang dia maksudkan tentulah kita akan memaklumi. Sayang, dia tidak melengkapinya dengan data akurat dari berbagai media massa bahwa HAMAS lah yang sering ofensif.
Hal ini jelas keliru, karena tidak jelas ukuran seberapa ofensif tindakan HAMAS dan seolah membutakan mata mengapa tindakan itu dilakukan. Kejadian hari ini tidak boleh dilepaskan dari kejadian sejak tahun 1948 awal mula pendirian negara zionsit tanpa hak di tanah kaum muslimin. Itu saja sudah cukup menjadi alasan bagi serangan balasan demi meraih kembali hak mereka yang terampas.
          Apalagi bila fakta di lapangan tidaklah sebombastis yang dinyatakan saudara kita ini. Apa benar HAMAS ofensif tanpa kompromi? Berapa orang sipil Yahudi yang mereka bunuh, ada data? Berapa gedung di Tel Aviv, Askelon dan sekitarnya yang mereka hancurkan, ada data? Kalau tidak, lalu dimana antumbisa katakan ofensif tanpa kompromi? Apa ukurannya?
          Baiklah untuk membantah syubhat bahwa HAMAS-lah yang memulai perang maka silahkan antumbaca bantahannya di sini:

Kutipan:
Jika dulu misalnya, – sebelum agreasi Yahudi berlangsung – mereka hanya menghancurkan dan membuldoser rata-rata 5 sampai 10 rumah/bangunan setiap harinya.

Kutipan:
Jika dulu misalnya, – sebelum agreasi Yahudi berlangsung – mereka hanya menghancurkan dan membuldoser rata-rata 5 sampai 10 rumah/bangunan setiap harinya.

Tanggapan:
          Kalau 5 rumah setiap hari coba kalian 365 hari jadi berapa tuh? Jangan lupa, Israel akan terus mencari celah untuk melakukan penghancuran itu baik ada atau tidak ada perlawanan dari rakyat Palestina. Jangan berpikir kalau semua pergerakan bersenjata menyerah maka Israel akan mengehentikan penghancuran dan pengusiran, sungguh naif. Israel berencana menjadikan semua wilayah Palestina sebagai wilayahnya dan mengusir semua bangsa Arab dari sana. Yang boleh tinggal hanya mereka yang mau tunduk kepada Israel? Adakah ajaran Islam yang mengarahkan untuk tunduk permanen kepada Yahudi?
          Kalau antumkatakan tidak ada maka apa salahnya kalau mereka menyusun gerakan perlawanan dan berusaha sedikit demi sedikit merebut kembali tanah mereka yang dirampas Yahudi?!
          Kejadian pembantaian di Shabra dan Shatila yang menewaskan ribuan orang Palestina terjadi tanpa perlawanan. Tidak ada roket yang ditembakkan kala itu ke negeri yang dijajah Israel? Belum ada HAMAS, tapi mengapa pembantaian terus saja dilakukan?!
  
Kutipan:
Semua perbuatan yang dilakukan oleh Yahudi itu dilakukan dengan satu alasan pembenar (menurut mereka) : ”Menjaga teritory dan keamanan sipil dari serangan roket-roket HAMAS”.

Tanggapan:
          Persoalannya sekarang apakah ustadz ini setuju dengan alasan Yahudi musuh Allah tersebut atau tidak setuju?
          Kalau setuju berarti antumsatu barisan dengan Israel, atau antumtertipu. Apa antumlupa bahwa bangsa Yahudi adalah bangsa penipu? Lalu kenapa mau percaya pada penipu?
          Sudah maklum bahwa zionsi Yahudi adalah penjajah yang paling pandai memainkan opini media massa, apakah saudara kita ini mau membenarkan opini yang berusaha digiring oleh zionis?
          Kalau memang tidak setuju berarti akar permasalahannya selesai, sehingga bukan HAMAS yang memulai perang, lalu mengapa HAMAS atau kelompok perlawanan lainnya masih tetap disalahkan? Bukankah yang memulai perang adalah Israel?!

Kutipan:
Jihad memerangi Yahudi memang satu maslahat – pada asalnya. Namun jika ini dilakukan tanpa pertimbangan benar dan syar’i, tentu saja hanya mafsadat yang ditimbulkannya. Dan perang yang dikobarkan itu sulit untuk dikatakan sebagai jihad yang syar’i.

Tanggapan:
          Di HAMAS sana banyak orang yang hafal Al-Qur`an dan hafal hadits, demikian pula dalam kelompok jihad Islami dan kelompoknya Abu An-Nur Al-Maqdisi dan lain-lain. Mereka lebih tahu keadaan mereka di lapangan.
          Adapun masalah apakah jihad di sana syar’i silahkan nanti bandingkan dengan pendapat Syekh Abdul Aziz bin Baz yang akan saya poskan dalamtanggapan akhir.

Kutipan:
Banyak kaum muslimin Palestina telah menyelisihi perintah Allah dan Rasul-Nya shallallaahu ’alaihi wa sallam.

 Tanggapan:
Kayaknya di Indonesia lebih banyak deh, apakah dengan begitu kalau Belantummau menjajah Indonesia maka rakyat Indonesia idak syar’i dalam berjihad? Banyak pula orang di Madinah menyelisihi perintah Allah dan Rasul-Nya salah satunya adalah Abdullah bin Ubay dan kelompoknya, tapi Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam terus saja berjihad. Artinya, perbaikan akhlak dan ibadah tetap dilakukan tanpa harus menghentikan jihad. Jadi sama dengan kelompok yang mengatakan semua harus menunggu khilafah dulu nih?!
          Orang-orang Al-Qassam dan sejenisnya dari kelompok jihad islami dan kelompok berafiliasi dengan Al-Qaidah di sana selalu mengadakan pengajian dan mengajak orang-orang Palestina untuk kembali kepada agama dengan benar. Ketika mereka sudah berusaha semaksimal mungkin lalu ada saja orang yang dikalahkan oleh hawa nafsunya tidak mau ikut pengajian mereka, apa mereka yang salah? Bahkan ada juga sebagian pengajian di Jakarta ini yang memakai satu masjid tapi sedikit sekali warga di sekitar masjid tersebut yang ikut pengajiannya, bahkan ada beberapa panti pijat tak jauh dari masjid tersebut, apakah harus disalahkan pengajiannya?

          Dalam wawancara saya dengan Dr. Sami Az-Zuhri juru bicara HAMAS yang datang ke Indonesia, beliau menceritakan bahwa di GAZA sudah menelorkan lebih dari 10.000 penghafal Al-Qur`an. Menunjukkan bahwa kegiatan pengajian dan dakwah sangat marak di sana, berbeda dengan tep barat.
          salah satu fenomena yang terjadi di Gaza ketika HAMAS berkuasa adalah maraknya pengajian dan penghafalan Al-Qur`an, seperti yang dilaporkan dilink berikut: http://www.ahlalhdeeth.com/~ahl/vb/showthread.php?t=186817

Kutipan:
kita lihat, banyak diantara kaum muslimah Palestina yang tidak mengenakan jilbab syar’i atau mengenakan jilbab namun masih terlihat auratnya. Adapun kaum laki-lakinya, banyak diantara mereka yang mencukur jenggotnya dan tidak menunaikan shalat berjama’ah di masjid.[1]

Tanggapan:
          Antum lihat di mana? Coba tolong rekamannya dong, atau link fotonya? Menurut teman-teman yang dari MER-C yang pernah ke sana, ada perbedaan kehidupan di Gaza dengan tepi barat. Kalau di tepi barat apa yang antum katakan itu memang banyak, tapi kalau di Gaza sangat sedikit, karena amar makruf nahi mungkar yang dilakukan oleh kelompok perlawanan di sana cukup marak, baik oleh HAMAS maupun kelompok yang lebih keras.
          Kalaupun itu ada, apakah jihad menjadi batal gara-gara ada sebagian orang yang bermaksiat? Wah fikih dari mana itu? Kenyataan ada perampok mau datang ke rumah kita, apakah kita tidak boleh membela diri? Bisa saja si perampok itu mengatakan, ”Kalian jangan melawan, perlawanan kalian tidak syar’i, karena salah satu anggota keluarga kalian belum pakai jilbab, atau masih ada yang cukur jenggot, kalau kalian melawan dan mati maka akan masuk neraka”.
          Israel itu datang mau merampok, apakah lantaran masih ada warga Gaza yang tidak pakai jilbab dan cukur jenggot maka mereka boleh beralasan, ”Silahkan ambil negeri kami wahai Israel, silahkan bongkar rumah kami, silahkan tangkap dan bunuh kami, karena masih ada warga kami yang belum pakai jilbab dan cukur jenggot maka kami tidak akan melawan antum”.?!

Kutipan:
Jihad memerangi Yahudi memang satu maslahat – pada asalnya. Namun jika ini dilakukan tanpa pertimbangan benar dan syar’i, tentu saja hanya mafsadat yang ditimbulkannya. Dan perang yang dikobarkan itu sulit untuk dikatakan sebagai jihad yang syar’i.

Tanggapan:
Yang mengobarkan perang itu Israel bung, bukan bangsa Palestina. Mereka hanya mempertahankan diri. Rumah mereka dirampok, mereka diusir, keluarga mereka dibunuh, apa mereka harus berdiam diri saja?!
          Bukankah antum juga sepakat bahwa negara Palestina adalah negara muslim. Lalu apa hukumnya jika musuh sudah bercokol di sebuah negeri muslim? Apa hukum jihad kala itu bagi penduduk yang ada di negeri tersebut dan para tetangganya?
          Ucapan antum ini bisa diterima kalau Islam di dunia ini hanya orang-orang di Palestina saja. Bukankah umat Islam di dunia ini ada satu milyar lebih? Negara tetangga Palestina juga muslim? Apa mereka lemah semua? Bukankah negara-negara mereka punya kekuatan untuk beli senjata dan punya tentara?

Kutipan:
          Kemudian,...dilihat dari persatuan,...... maka sudah menjadi rahasia umum – alias bukan rahasia lagi – bahwa persatuan kaum muslimin di sana sedang terkoyak.Susah untuk menentukan siapa sebenarnya pemimpin kaum muslimin Palestina saat ini. Masing-masing mempunyai pemimpin yang mereka ”patuhi”. Satu kelompok tidak mengakui yang lain.

Tanggapan:
          Langsung saja, antum dukung siapa? Kalau tidak mendukung apakah antum tahu bagaimana kronolgi terjadinya perpecahan itu? Jelas Israel berada dibelakang perpecahan itu, makanya Israel dekat dengan Fatah dan membenci HAMAS. Pemerintahan Abbas adalah yang longgar (baca: tunduk) terhadap Israel, sedangkan HAMAS menolak. Silahkan lihat mana yang tindakannya sesuai syariat. Sebab, jangan perbedaan pendapat antara ulama dan juhala` dianggap ikhtilaf.
          Tarolah mereka berpecah, apakah gara-gara berpecah maka haram hukumnya mengadakan perlawanan terhadap Israel? Bukankah Imam Ali sendiri menumpas khawarij saat masih berselisih dengan Mu’awiyah?[2]

Kutipan:
Oleh karena itu, terlalu berlebihan kiranya jika ada orang yang mengatakan bahwa semua kaum muslimin Palestina mendukung HAMAS

Tanggapan:
          Betul, sebagaimana tidak semua orang di Madinah mendukung Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam, yaitu kelompok Abdullah bin Ubay bin Salul.   
          Lagi pula persoalan dukung mendukung bukan tolak ukur sah tidaknya jihad di suatu negeri.
          Dalam wawancara saya dengan Dr. Sami Az-Zuhri saya sempat menanyakan hal serupa dan beliau menjawab, ”Mayoritas penduduk GAZA mendukung HAMAS. Lihat pula berita di sini:

Kutipan:
Dalam strategi perang manapun, faktor ini pasti menjadi pertimbangan sebagaimana ditekankan oleh Rasulullah shallallaahu ’alaihi wa sallam di atas. Kita – saya khususnya – mungkin berusaha menghibur diri bahwa kaum muslimin Palestina mempunyai senjata-senjata ”canggih” yang tidak kalah dengan kepunyaan negeri Yahudi itu sebagaimana tertulis di beberapa media (yaitu tentang beberapa jenis roket yang dikembangkan kaum muslimin Palestina/Hamas). Namun sepantumi-pantuminya kita menghibur diri, tetap saja kita harus bersedih dan mengakui bahwa secara totally kita kalah jumlah dan kecanggihan dalam hal personel tentara dan senjata.

Tanggapan:
          Antum berusaha melokalisir masalah seolah perang hanya terjadi antara Israel dan Palestina, dan kaum muslimin yang lain hanya sebagai pengamat. Ya, senjatanya, HAMAS memang kalah sama Israel, bagaimana senjatanya Mesir, Syiria, Yordania, Arab Saudi (negara terkaya dan negara tauhid), mereka punya tentara, punya pula dana. Masih kalah juga sama Israel? Okelah waktu kalah tahun 1967, sampai sekarang tidak mengadakan persiapan membalas kekalahan itu? Lalu ngapain aja dari tahun 67 sampai sekarang?
          Belum lagi antumi pemimpin negara-negara tersebut mau memobolisasi, maka ada puluhan juta relawan siap mati yang akan bergabung dengan mereka menumpas Israel dan sekutu-sekutunya. Persoalan sekarang hanya masalah berani atau tidak. Kadang kepengecutan itu dibungkus dengan alasan maslahat.
          Jangan kalah sebelum bertanding. Dalam perang Mu’tah saja puluhan ribu kaum muslimin harus menghadapi ratusan ribu orang kafir. Tapi tidak ada keluhan bahwa kaum muslimin masih lemah. Ingat itu jihad ofensif lho, sedangkan di Palestina jihadnya defensiv.

Kutipan:
Akhir yang ingin disampaikan adalah perlawanan yang dilakukan oleh sebagian kaum muslimin Palestina (baca : Hamas) saat ini adalah tidaklah masyru’

Tanggapan:
          Ini sih pendapat pribadi, tapi tidak ada salahnya kalau antum mau mendengar pendapat orang lain, seperti:
1.Pendapat Syekh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz.
          Bisa dilihat di kitab Majmu’ Fatawa Al-Allamah Abdul Aziz bin Baz jilid 4 hal. 295-296, tahqiq Muhammad bin Sa’id Asy-Syuwai’ir, terbitan Dar Al-Qasim tahun 1420 H.
          Fatwa itu ketika kelompok jihad di Palestina masih belum terorganisir dengan baik, maka ketika sekarang sudah terorganisir dengan baik lengkap dengan bendera membawa nama jihadnya tentulah fatwa ini lebih pantas diberlakukan.
          Di sana jelas bahwa beliau berpendapat jihad di Palestina itu adalah jihad yang islami, karena mereka terzalimi. Bahwa antum berbeda pendapat dengan beliau itu sih hak antum dan hak semua orang untuk berbeda pendapat.

2.Pendapat Syekh Abdurrahman Al-Jibrin
          Bisa dilihat di link berikut: http://ibn-jebreen.com/ftawa.php?view=vmasal&subid=11600&parent=786
          Jelas sekali bahwa Al-Jibrin menyatakan bahwa jihad di sana wajib, bukannya tidak masyru’ sebagaimana yang antum katakan, padahal fatwa itu dikeluarkan pada saat perang Gaza berlangsung.

3.Pendapat 40 ulama Mesir, salah satunya adalah Syekh Abu Ishaq Al-Huwaini
          Bisa dilihat di sini:





Saya ingin menggaris bawahi point ketiga dan keempat dari fatwa mereka:
ثالثاالجهاد في سبيل الله والمقاومة المسلحة الخيار الإستراتيجي لإعادة الأرض المغتصبة والحق المسلوب، فالصهاينة لا يعرفون لغة الحوار ولا يفهمون معنى السلام، ومنهجهم القتل والإفساد في الأرض؛ لذا فإننا نؤمن ونوقن بأن اللغة الوحيدة التي يفهمونها هي لغة الجهاد بكل وسائله وأنواعه، ولا ينبغي أن يتوقف الجهاد إلا عند خروج آخر صهيوني من أرض فلسطين ?وَأَعِدُّواْ لَهُم مَّا اسْتَطَعْتُم مِّن قُوَّةٍ وَمِن رِّبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدْوَّ اللّهِ وَعَدُوَّكُمْ? (الأنفال : 60).

رابعاهؤلاء الذين اتخذوا طريق الجهاد والمقاومة طريقا لهم وحملوا أرواحهم على أكفهم وقدموا شهداءهم وأموالهم وبذلوا الغالي والنفيس ثمنا لتحرير هذه الأرض بالرغم من الآلة العسكرية التي يمتلكها العدو والقوة الهمجية الإجرامية التي تفصح عن حقد أعمى لكل ما هو مسلم، هؤلاء من الطائفة المنصورة بإذن الله، والجديرون بالمساندة والنصرة والتأييد، {لا تزال طائفة من أمتي ظاهرين على الحق لعدوهم قاهرين حتى يأتيهم أمر الله وهم كذلك، قيل يا رسول الله أين هم؟ قال: ببيت المقدس وأكناف بيت المقدس}. أخرجه أحمد.


4.Seruan para ulama yang berkonferensi di Mekah:
Point keempat adalah nasehat telak but yang menyalahkan kelompok perlawanan dalam hal ini:

رابعًا: أن غمز المقاومة الجهادية وانتقاصها أو تحميلها لمسؤولية المذابح الشنيعة التي ارتكبها العدو اليهودي، هو من الإثم العظيم والخسران المبين، وهو من نهج المنافقين وديدنهم، قال تعالى: {يا أيها الذين آمنوا لا تكونوا كالذين كفروا وقالوا لإخوانهم إذا ضربوا في الأرض أو كانوا غزى لو كانوا عندنا ما ماتوا وما قتلوا ليجعل الله ذلك حسرة في قلوبهم والله يحيي ويميت والله بما تعملون بصير} (آل عمران: 156)، وقال تعالى: {الذين قالوا لإخوانهم وقعدوا لو أطاعونا ما قتلوا قل فادرؤوا عن أنفسكم الموت إن كنتم صادقين}
5.Pendapat Syekh Abdurrahman Al-Barrak.
Dalam situs resminya ketika terjadi penyerangan Zionis ke Gaza Desember 2008 maka beliau berfatwa:
السؤال
ما هو موقف الإسلام يا شيخنا الفاضل مما يجري في غزة وهل نذهب للجهاد إن استطعنا وما حكم الجهاد لمن هو في مثل حالنا؟ 
الإجابة

الحمد لله وبعد:-
جزاك الله خيرا أيها الأخ الكريم على همتك العظيمة في نصرة إخوانك المستضعفين ونحن نقول يا ليت الجهاد ممكن فلو أمكن لوجب علينا أن نقاتل اليهود حتى نخرجهم من أرض المسلمين فإن القضية الفلسطينية قضية إسلامية لا كما يقول القوميون إنها قضية عربية، ولكن من المؤسف أن الجهاد غير ممكن فإن الدول المجاورة لا تسمح بذلك بل المجاهدون في فلسطين لا يستقبلون من يأتيهم ، ولكن المساعدة الممكنة بإمدادهم بما يقدر عليه الإنسان من مال يرسل بيد أمينة كما يمكن نصرهم بالدعاء، نسأل الله أن يكشف ضرهم، ويصلح أمرهم، ويهلك عدوهم وينزل به بأسه الذي لا يرد عن القوم المجرمين، بارك الله فيك،وفقك ويكتب الله لك ما نويت بمنه وكرمه. 

          Perhatikan wahai orang yang munshif, bagaimana Syekh Al-Barrak menganjurkan untuk berangkat bagi yang di luar Palestina bila keadaan memungkinkan. Kalau begitu, tentulah bagi mereka yang berjihad di dalam Gaza sendiri lebih masyru’ lagi, bukannya tidak masyru’ seperti fatwa antum.

Kutipan:
Akibat perlawanan mereka, kaum Yahudi menjadi semakin leluasa menjajah, menindas, membunuh, dan menghancurkan bumi Palestina. Kekejaman mereka semakin menjadi-jadi.

Tanggapan:
          Ini kalimat yang berbahaya yang bisa membuat orang menuduh antum yang bukan-bukan. Ringkasnya antum seolah menyuruh semua faksi perlawanan diPalestina untuk menyerah dan dengan leluasa Yahudi akan menguasai semua wilayah Palestina.
          Mengapa selalu menyalahkan orang yang melawan? Bukannya membantu mereka untuk melawan? Ingat, di Shabra dan Shatila tidak ada perlawanan, tetap saja terjadi pembantaian. Di tepi barat tidak ada tembakan roket tapi penculikan dan pembunuhan tetap saja berlangsung. Coba antum koreksi lagi pendapat antum, apa benar Israel menyerang karena ada perlawanan, sehingga kalau tidak ada perlawanan dijamin tidak akan ada pembantaian?

          Terakhir, harapan kami adalah semua kita bahu membahu dan saling mengingatkan. Penderitaan saudara-saudara kita di Palestina sudah sangat parah, jangan kita tambah dengan celaan tanpa solusi kongkrit untuk mereka. Antumipun mereka yang berjihad di sana salah, mari kita berusaha memperbaiki semampu kita. Tanpa mengecilkan arti dari jihad mereka yang telah bersusah payah melawan penjajahan Israel, sementara kita hanya bisa menonton dan berkomentar.

Anshari Taslim
Diperbaharui 13 Nopember 2013




[1] Di Syiria juga banyak yang demikian, tapi mengapa ustadz tidak mempersoalkan itu?
[2] Belakangan penulis artikel mendukung jihad di Syiria, bukankah di sana juga masih banyak yang berpecah belah? Bahkan ada pula kelompok non muslim yang ikut angkat senjata melawan Basysyar, mengapa di Gaza dikritik sementara di Syiria didukung? Standar gandakah?

2 komentar:

  1. Assalamualaikum ustadz,

    Sudah ada tanggapan di bagian kolom komentar paling bawah.

    http://abul-jauzaa.blogspot.com/2009/08/jihad-palestina-di-gazza.html

    BalasHapus
  2. Tanggapan ringkas saya terhadap komentarnya, orang di GAZA lebih tahu kondisi mereka daripada penulis artikel tersebut ataupun ulama rujukannya.
    Sudah saya lampirkan betapa banyak para ulama baik di Mesir maupun di Arab Saudi yg menyatakan bahwa jihadi di GAZA saat itu adalah masyru'. Ingat point yg saya bantah dari tulisan beliau itu utamanya adalah masalah kemasyru'an jihad di GAZA, dan sudah jelas dalam tulisannya mengatakan jihad saat itu TIDAK MASYRU'.
    Jadi, bantahan di kolom komentar terakhirnya itu hanyalah mutar-mutar lagi ke artikel yg awal.
    Saya sudah katakan saya sudah wawancara langsung dgn jubir palestina beberapa hari setelah serangan itu dan seperti yg dia sampaikan bahwa HAMAS tidak pernah memulai serangan, HAMAS juga berhitung, sebab kalau mereka tidak berhitung tentu mereka sudah menyerbu masuk tanpa peduli resiko.
    Seharusnya penulis artikel itu inshaf dan jangan memainkan standar ganda, ketika dia mendukung jihad di Syiria sebagaimana yg saya tangkap dari beberapa postingannya tapi kok malah menyatakan jihad di GAZA TIDAK MASYRU', andai dia paham apa arti tidak masyru' itu.

    BalasHapus