At-Tirmidzi meriwayatkan, Muhammad bin
Basysyar menceritakan kepada kami, dia berkata, Abu Daud Ath-Thayalisi
menceritakan kepada kami, dia berkata, Hammad bin Salamah menceritakan kepada
kami, dari Tsabit, dari Anas bin Malik Ra, dia berkata,
كَانَ أَخَوَانِ عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَكَانَ أَحَدُهُمَا يَأْتِي النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالْآخَرُ
يَحْتَرِفُ، فَشَكَا المُحْتَرِفُ أَخَاهُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَقَالَ: «لَعَلَّكَ تُرْزَقُ بِهِ»
“Ada dua
orang bersaudara di masa Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang salah satu dari
mereka mendatangi Nabi shallallahu alaihi wa sallam (untuk belajar agama)
sementara yang satunya lagi bekerja (mencari nafkah). Lalu yang bekerja ini
mengeluhkan saudaranya kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Beliaupun
berkata kepadanya, “Bisa jadi malah engkau diberi rejeki lantaran dia.”[1]
At-Tirmidzi mengomentari hadits ini,
“hasan shahih”, juga dikeluarkan oleh Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, no. 320 dan
dia katakan, “Shahih berdasarkan syarat Muslim”. Pernyataan Al-Hakim ini
disetujui oleh Adz-Dzahabi.[2]
Bagi yang terbiasa melihat sanad
hadits tentu tak asing dengan para perawi di atas yang merupakan orang-orang
tsiqah yang haditsnya shahih dan sanadnya bersambung. Kecuali Hammad bin
Salamah. Tapi dalam riwayat ini dia meriwayatkan dari Tsabit Al-Bunani, dimana
para ulama jarh wat ta’dil menetapkan bahwa Hammad adalah orang yang paling kredibel
dalam meriwayatkan dari Tsabit.
Al-Mubarakfuri dalam Tuhfatul Ahwadzi
(7/8) memberi penjelasan untuk hadits ini bahwa sepertinya kedua saudara ini
makan bersama, tapi yang bekerja hanya salah satunya sementara yang satu lagi
sibuk menuntut ilmu kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Maka yang bekerja
ini mengadukan hal itu kepada Rasulullah.
Sementara Ali Al-Qari dalam kitab
Mirqaat Al-Mafaatih (8/3228) memberi penjelasan bahwa engkau diberi rejeki
karena berkah saudaramu yang menuntut ilmu, bukan karena keuletan kerjamu, maka
jangan kamu mengungkitnya.
Ash-Shan’ani dalam At-Tanwir syarh
Al-Jami’ Ash-Shaghir menjelaskan kata (لعلك ترزق به) (Bisa jadi malah engkau diberi rejeki lantaran dia)
berarti lantaran sebab dia.
Semua ini menunjukkan kalau kita
membiayai saudara kita, anak kita, atau siapapun agar bisa konsentrasi menuntut
ilmu maka bisa jadi rejeki kita akan ditambahkan oleh Allah. Uang yang kita
keluarkan karena membiayai sekolah atau biaya orang menuntut ilmu tidak akan
disia-siakan oleh Allah.
Termasuk pula di dalamnya adalah
membiayai proses majlis ilmu itu sendiri, semua termasuk infaq fii sabilillah
sehingga akan diganti oleh Allah dengan keberkahan di dunia dan tentunya pahala
di akhirat, sebagaimana firman-Nya,
وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
“Apapun yang
kalian infakkan maka Dialah (Allah) yang akan menggantinya dan Dia adalah
sebaik-baik pemberi rejeki.”
(Qs. Saba` :
39)
Anshari
Taslim
21 Oktober
2014-10-21
(Disela
menyusun buku Hadits-Hadits Motivasi Agar Dunia Sejahtera, Akhirat Masuk Surga)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar